Rabu, 17 Oktober 2012

PROFIL SUCCES SEORANG OTODIDAK

Dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia belajar, ada dua jenis cara belajar yaitu belajar dengan bimbingan dan satu lagi belajar dengan kemampuan sendiri, tanpa bimbingan. orang yang biasa mempelajari sesuatu biasanya disebut dengan orang otodidak, kata otodidak berasal dari bahasa Yunani yaitu autodidaktos yang artinya belajar sendiri.

         
dulu orang otodidak itu dipandang sebelah mata, karena mereka dianggap orang-orang yang gak ngerti dasar keilmuwan, dan mereka dicap sebagai orang yang seenaknya mengeskplorasi ilmu pengetahuan atau seni. tapi belakangan ini eksistensi orang otodidak justru disegani. mereka dianggap orang-orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dengan orang yang menekuni bidang yang sama dengannya, dengan bimbingan.

ciri-ciri orang otodidak:

apakah lo termasuk orang yang lebih suka dianggap sebagai otodidak ? berikut ini ciri yang erat dari orang otodidak:
  1. Terbuka. orang otodidak cenderung terbuka dengan berbagai hal baru. mereka gak akan berusaha menyangkal hal-hal yang baru dan perubahan yang terjadi. justru mereka akan lebih menyikapi positif suatu perubahan. orang otodidak lebih suka jadi demokratis
  2. Rasa ingin tahu yang besar. rasa ingin tahu keberadaannya sangat dekat dengan orang otodidak. melalui rasa ingin tahu inilah orang otodidak mempunyai ilmunya dan mampu mengembangkan ilmunya. rasa ingin tahu gak berkutat cuma di bidangnya doang, tapi segala hal yang menarik perhatian dia bisa amat sangat membuat orang otodidak sangat penasaran. saking dekatnya otodidak dengan rasa ingin tahu, jadi bisa dibilang kalo orang yang gak punya rasa ingin tahu yang lebih besar dari orang biasa, mereka gak bisa dibilang otodidak sejati
  3. Kreatif. gak bisa dipungkiri lagi kreatifitas adalah tiang dari otodidak, dimana rasa ingin tahu adalah atapnya. orang otodidak gak terpengaruh sama ilmu pasti dan bimbingan. mereka juga gak pernah mengenal istilah pakem dalam satu bidang ilmu. kemampuannya dalam menggeksplorasi dan mengkombinasikan berbagai macam ilmu dalam satu bidang membuatnya terus bertahan menjadi orang otodidak di bidang ilmunya
  4. Rela berkorban untuk hal yang disukai. kalo orang otodidak udah suka sama satu bidang ilmu, dia akan cenderung berkorban banyak hal. mulai dari berkorban materi untuk beli banyak buku sebagai referensi ilmu, sampai mengorbankan pikiran dan waktu untuk mencari sesuatu yang lebih dari hal atau ilmu yang dia minati
  5. Biasanya cenderung gak matrealistis. orang otodidak mendapat ilmunya murni tanpa harus mengeluarkan banyak biaya untuk suatu bimbingan. semuanya dipelajari oleh dirinya sendiri. ditambah lagi orang otodidak memiliki satu sifat khusus yaitu bangga kalo dirinya dianggap orang yang pintar karena mampu belajar sendiri tanpa bimbingan orang lain. oleh karena itu untuk mengakuisisi kalo dirinya adalah orang yang hebat, maka dia butuh pengakuan dari banyak orang. salah satunya dengan cara membagi ilmunya ke banyak orang dan mengakuisisi kalo dialah orang yang hebat di bidang itu, tanpa bimbingan siapapun. 
  6. So bwt anda anda yg mungkin tidak sempat ikut bimbingan belajar ataupun tidak punya gelar sarjana , kamu tetap bisa meraih apa yg kamu inginkan , khususnya menjadi seorang pengusaha. contoh berikut semoga bisa mnjadi inspirasi.
 

salah satu contoh seorang otodidak yg sukses

1.  YONGKI KOMALADI

Kesuksesan yang diraihnya tidak berjalan mulus begitu saja. Butuh waktu 15 tahun usaha sepatu yang digelutinya bisa bertahan dan sukses hingga kini.

Sekarang siapa yang tak kenal dengan merek sepatu Yongki Komaladi? Merek ini banyak dijumpai di berbagai pusat perbelanjaan di Indonesia. Tidak hanya sepatu, beragam tipe sandal dan tas pun tersedia untuk menjawab setiap kebutuhan para pecinta fashion.

Yongki Komaladi meraih kesuksesan dengan merek dagang yang sesuai dengan namanya itu. Saat mengawali usaha, dirinya merasa sedikit pesimis menggunakan namanya sebagai merek dagang. “Dulu saya sempat diledekin menggunakan nama sendiri sebagai merek, ada yang bilang kurang komersil dan terlalu sulit dalam spelling kata. Tapi dengan percaya diri dan yakin saya tetap memakai nama saya sebagai merek dagang” ujar Yongki Komaladi saat di temui market+ di kantornya yang berada di kawasan Kemayoran. Lambat laun dengan usaha yang keras, merek Yongki Komaladi telah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat.

(foto: Dony Lesmana/MP)

Sekedar flashback, mantan model kelahiran 8 Agustus ini jeli menangkap sinyal peluang saat itu untuk berjualan sepatu. Dengan penuh kesungguhan dan ketelatenan Yongki memproduksi beberapa model sepatu. Hal ini dapat dikatakan sebagai titik cerah Yongki dalam melewati perjalanan bisnisnya. “Memang tidak mudah dan semua saya mulai dari nol. Bisa dikatakan saat itu saya Bonek (bondo nekat atau modal nekat), mencari yang beda dengan yang lain dan saya tidak ada background dalam dunia desain maupun seni. Itu semua saya lakukan dengan belajar secara otodidak, serta mendesain sepatu sendiri.

Setelah serius dijalankan, setiap untung dan rugi, terus saya pelajari,” jelas Yongki Komaladi. Dalam mendesain dirinya selalu cenderung melihat pasar, terutama untuk produk retail. Dirinya juga membuat produk idialis akan tetapi hanya sebagai pemuas batin dalam menuangkan ide. “Produk semacam itu biasanya hanya saya keluarkan saat saat pameran atau show, tapi kalau ada yang berminat ya silahkan”tambah Yongki Komaladi.

Inspirasi bisa datang dan hilang begitu saja, dan dirinya tidak menyianyiakan ide yang ada untuk dituangkan dalam sketsa gambar. Hingga kini sudah ratusan desain sepatu maupun sandal yang dihasilkannya. Dengan rancangan yang simple dan cocok dipakai kapan pun merupakan ciri produk Yongki Komaladi. Selain itu tidak sedikit perancang busana yang berkolaborasi dengan dirinya. Sebut saja Adrian Gan, Susan Budihardjo atau Sebastian Gunawan yang memakai produknya untuk melengkapi hasil rancangan busana mereka.

Saat ini Yongki Komaladi sibuk dengan berbagai show serta mengurus kurang lebih 80 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dimilikinya tersebar di tanah air. “Usaha ini saya lakukan agar produk kita bisa bersaing dengan produk asing dan kita harus menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri. Dan satu lagi kita harus bangga dengan produk lokal akan tetapi kualitas harus juga diperhitungkan” Kata Yongki Komaladi.

Belum lama ini, Yongki juga ikut bergabung dalam ‘Bazaar Fashion Concerto’ dan drama musikal Onrop. Yongki kini sedang mempersiapkan sebuah lomba rancang sepatu bekerja sama dengan Aprisindo. Lomba rancang sepatu yang akan diadakan dalam waktu dekat itu juga menggandeng sekolah mode Esmod Jakarta. Rencananya, lima pemenang diberikan kesempatan untuk bersaing dengan peserta dari negara lain, seperti Pakistan, Hong Kong, India, China, dan Vietnam.

Saat ditanya mengenai tren sepatu 2011, Yongki memaparkan bahwa gaya hidup masyarakat kini jauh berbeda. Mungkin akibat mudahnya untuk mendapatkan informasi dari internet. Ini merupakan tantangan bagi dirinya selaku pengusaha, bagaimana menciptakan desain yang cocok dengan selera pembeli.

Masyarakat sekarang ini lebih menyukai warna-warna berani, dan lebih menyukai konsep ‘tabrak warna’,” tutur Yongki Komaladi. Untuk itu, Yongki menambahkan beberapa warna seperti jingga, fuchsia, ungu, biru dan grey yang menjadi favorit pada tahun ini. Yongki melihat minat beli masyarakat Indonesia masih cenderung tinggi. Hal inilah yang mendorongnya untuk terus menggali kreatifi tas untuk menjawab kebutuhan konsumen akan sepatu yang nyaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar